Thursday, December 02, 2010

Pengaruh Internet Terhadap Anak-anak

Internet ibarat sebuah pisau yang sangat tajam, memiliki dua sisi bagaikan sebuah koin yang tidak dipisahkan. Pengaruh internet bagi anak-anak banyak dikaji di berbagai negara, baik dari kalangan pendidikan, orang tua, maupun pihak lainnya yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak ini.

Seperti ditulis dalam buku kami yang berjudul "Menggunakan Internet", seorang siswa Indonesia mampu melakukan kontak melalui email dengan presiden Amerika, dan akhirnya diundang untuk datang ke Gedung Putih di Washington.

Begitu juga dengan kreatifitas pelajar lain yang masih muda belia, mampu menghasilkan pendapatan puluhan juta rupiah perbulan dengan bisnis sederhananya di Internet ini.

Itu hanya sebagian kecil dari bukti-bukti yang ada, dan masih ada beberapa bukti lain yang dibahas pada buku tersebut.

Belum lagi begitu mudahnya anak-anak mencari jawaban dari soal-soal yang diberikan sekolah untuk diselesaikan di rumah. Atau untuk menambah wawasan, kecerdasan pikiran maupun intelektual sang anak.

Pengharuh Internet bagi Anak dalam sisi lain pun juga bermacam. Bagi kalangan pelajar, memiliki handphone dengan berbagai fasilitas canggih, dunia tanpa batas ada dalam genggaman mereka.

Dari aspek negatif, tidak jarang ditemukan, para pelajar sudah tidak sungkan membuka situs-situs pornografi. Bahkan, ketika diadakan sweeping atau razia oleh pihak sekolah, ditemukan berbagai macam film yang belum pantas mereka nikmati.

Pancingan untuk ke arah ini pun kadangkala tidak sengaja mereka dapatkan. Apalagi bagi mereka yang biasa mencari kode curang (cheat code) untuk sebuah game atau permaianan yang mereka sukai.

Sebagai salah satu mesin pencari, Google merupakan mesin pencari yang cukup canggih, dan berusaha melindungi anak-anak dari aspek negatif melalui hasil pencariannya. Namun, lihatlah, apa yang terjadi ketika kode curang untuk permainan tersebut dicari melalui mesin pencari tersebut. Mungkin Google aman, namun? Situs yang dihasilkan pada pencarian mulai memancing dengan arah-arah yang berbau mesum.

Sehingga aspek negatif pun melalui situs yang dikunjungi mulai memancing mereka untuk membuka cakrawala melalui keingin tahuan anak-anak itu tadi.

Dalam beberapa makalah yang saya sampaikan pada berbagai seminar Parents Day yang diadakan oleh Pocari Sweat, Otsuka, dan bekerja sama dengan pihak lainnya, seperti:
- Orang tua dan keluarga besar SMPK 1 BPK Penabur Cirebon,
- Orang tua dan keluarga besar Santa Ursula Bandung,
- Orang tua dan keluarga besar SD Gagas Ceria Bandung,
- Orang tua dan keluarga besar SD Al Azhar 7 Sukabumi.

Penulis sampaikan, bahwa :

"Teknologi Informasi & Komunikasi merupakan Alat penting untuk transfer pengetahuan atau pengajaran dan pelatihan yakni “menggiring kedalam” (Outside in) segala informasi dari luar".

"Teknologi Informasi sama sekali tidak membuat manusia menjadi lebih bermoral dan berkarakter atau berbudi pekerti luhur. Teknologi ini hanya dapat memintarkan (visi pengajaran) dan membuat orang menjadi terampil (Visi Pelatihan)."

Saya ingat, bagaimana Tiongkok membatasi penggunaan internet bagi para pelajar, sehingga pengguna internet yang ada di negara tersebut harus mendaftarkan diri terlebih dahulu. Begitu juga seperti diterapkan dalam berbagai bentuk di negara lain.

Telkom Speedy pun berusaha mengantisipasi hal ini dengan memblok situs-situs yang terlacak oleh mereka, namun tetap saja kecolongan....

Kita bersama, baik pihak sekolah ataupun orang tua, tidak bisa saling melepas tanggung jawab untuk hal ini. Lihatlah masa depan mereka, dari wajah lugu dan polos mereka saat ini, entah akan seperti apa nantinya. Itu semua tidak lepas dari tanggung jawab kita bersama.

Beberapa solusi singkat yang mungkin dilakukan bersama di sini adalah:
- Jadi ortu dituntut untuk tidak gaptek terhadap teknologi ini.
- Tempatkan media teknologi tersebut, baik televisi, komputer di ruang yang mudah dipantau bersama, dan tidak di ruang tidur anak.
- Batasi waktu penggunaan komputer bagi mereka.
- Ajarkan untuk tidak mengumbar data pribadi mereka.
- Libatkan waktu sebagai orang tua untuk mendampingi mereka.
- Ketahui bahaya yang mungkin timbul untuk anak yang dicintai.
- Pelajari komunitas online tersebut, dan bisa saja anak-anak lebih mengetahui dari pada orang tuanya.
- Cari tau software-software yang mampu melakukan pemblokiran terhadap akses-akses yang tidak anda kehendaki.
- dan jangan lupa, jalin hubungan baik dengan anak, keterbukaan dengan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita bersama.

No comments:

Post a Comment